Selasa, 14 Juli 2015

Riset Geografi Manusia Saat Ini

Barney Warf, et al. (2006) menjelaskan dalam Encyclopedia of Human Geography dalam bab mengenai Contrasting Approaches to Social Geography: Theoritical Condition tentang konsekuensi geograf yang mengambil riset dalam bagian geografi manusia. Menurutnya dengan semakin berkembangnya masalah sosial dan politik maka menjadikan geograf yang memiliki pandangan pola keruangan untuk membuat model keruangan untuk membuat karakteristik perbedaan populasi, pemukiman, dan kebutuhan pelayanan sosial.

Geografi manusia kebanyakan keberatan dan menolak deskripsi statistik dan rumus-rumus matematis untuk menjelaskan fenomena dunia sosial. Mereka mengemukakan mengenai terbatasnya penggunaan teknik tersebut untuk mengetahui dan mengungkap kompleksitas, jalinan, dan pokok permasalahan sosial dan bisa merusak pemaknaan kehidupan sehari-hari individu atau masyarakat. Pendekatan geografi manusia penggambarannya mengacu kepada fenomenologi, filosofi, dan etnografi untuk menjelaskan kehidupan manusia lebih jauh, lebih akrab, dan daripada yang dianjurkan oleh ilmuwan keruangan.

Paralel dengan perkembangan geografi manusia, geografi radikal berkembang lebih radikal tentunya. Mereka menolak tradisi pemetaan dan menjelaskan mengenai ruang sosial (sociospatial). Kesejahteraan, Marxisme dan feminisme menjadi hal yang lebih penting dan dikritik daripada menerima status quo untuk dipetakan dan dibuat model. Kritik mereka lebih tentang kesenjangan sosial dalam pemenuhan kebutuhan dasar, hukum sosial, produksi, masalah gender untuk dijadikan analisa sosial yang lebih luas.

Perkembangan terbaru terjadi di Eropa, postmodern dan poststrukturalisme telah mempraktekan pertimbangan yang bersifat skeptis terhadap penjelasan-penjelasan mengenai laporan ilmiah radikalisme dalam geografi sosial. Para sarjana lebih tertarik meneliti sosial dan budaya spesifik yang menjadi bingkai perbedaan kehidupan dan dunia sosial. Kemudian mereka menyebarkan ide-ide mengenai perbedaan sosial, ruang, tempat, dan kekuasaan.

Konsekuensi dari pendekatan dasar empiris-analitis dalam geografi manusia adalah:
1. Fakta akan bisa terungkap
2. Peneliti harus terjun di dunia nyata
3. Bebas nilai (value free) dan non bias
4. Menggunakan analisis deskriptif

Data yang diambil adalah data kualitatif berupa wawancara mendalam. Karakter data kualitatif adalah humanistik, subyektif, induktif, personal, idealistik, internal. Sedangkan data diambil dari:
1. Pembicaraan dan dialog
2. Data primer diambil dari interview dan observasi langsung
3. Data sekunder diambil dari dokumen, gambar, dsb

Untuk menganalisa data kualitatif maka dibutuhkan
1. Deskripsi
2. Klasifikasi
3. Koneksi antar kelas
4. Teknik kuantitatif (jika dibutuhkan)


Sumber: Dari Institute of British Geographer and the Association of American Geographers, dalam Kitchen and Tate, 2000

(Budi Mulyawan)

0 komentar:

Posting Komentar