Keliling Dunia Virtual
Tengah malam Ramadhan ini saya sering berkeliling dunia. Kadang iseng mampir melihat raut muka orang-orang korea utara yang muram dan tidak bisa ketawa maksimal. Di sana kehidupan mereka sangat sulit sampai model rambut pun dibatasi dan memiliki kitab suci dianggap perbuatan kriminal. Benar-benar mereka materialis sejati sampai pahlawannya harus utuh dibalsam buat semangat perjuangan: Kim Jong Il, sama dengan madhzab komunis pembalsaman jenazah Stalin-Lenin di Russia sana.
Saya juga sedikit menyimak kehidupan Sunni garis keras di taliban yang wanitanya harus memakai cadar. Disana sama seperti kita Indonesia, sekolah terbagi menjadi menjadi sekolah umum dan madrasah. Seorang gadis aliran sekolah umum skeptis pada madrasah karena saudaranya menjadi "ekstrim menurutnya" sebab tafsir yang terlalu kaku terhadap agama.
Pindah negara arab, saya jadi tahu sedikit perihal perbudakan di Yaman dan juga budak konstruksi dibalik Dubai yang megah. Ada juga kehidupan masyarakat miskin di tengah glamor minyak Saudi arabia (cursed of black gold). Seperti di eropa sana juga ada penampakan gelandangan di London yang tidur di gang-gang sempit. Mereka kadang membawa kertas bertuliskan: "lapar, haus, dan tanpa pekerjaan"
Betapa mudahnya logografi sekarang. Lewat dunia virtual kita bisa jalan-jalan seperti Herodotus jika suka mencatat dan menyimak video penjelajahan yang kita lihat. demikian catatan pagi ini. Barokah youtube. (Budi Mulyawan)
0 komentar:
Posting Komentar