Lisensi? Peta mahal? Peta data tertutup? Campur tangan asing? Kita harus mulai memberantasnya. Kita bisa menciptakannya sendiri. Sebuah impian dimana kita tidak bergantung asing, peta murah, sebuah peta terbuka, tematik yang bermanfaat untuk masyarakat banyak. Buka peta. Sebuah terobosan dari alumni Geografi UI dalam kreativitas dan kearifan teknologi lokal. Berikut adalah penjelasan dari buka peta yang tertulis di situsnya:
Bukapeta.com adalah proyek teknologi rintisan yang sedang kami kembangkan. Kami membangun tulang punggung (backbone) aplikasi pemetaan untuk wadah berbagi dan menampilkan data pemetaan, dengan menggunakan aplikasi sumber terbuka. Dua kegiatan utama yaitu Berbagi Peta dan Geoblogging. Masalah yang ingin diatasi: Peta adalah media yang sesuai untuk menggambarkan suatu fenomena di permukaan bumi. Penggunaan peta dalam menjelaskan suatu kajian dengan pemahaman keruangan, dapat memberikan sudut pandang lebih luas dan komprehensif pada kajian tersebut. Permasalahnya adalah, peta jarang digunakan oleh masyarakat untuk mendukung berita, kampanye atau berbagi informasi, dengan alasan keterbatasan data dan kesulitan pembuatan peta. Kami berusaha untuk meminimalkan kesulitan tersebut.
Cara mengatasi dan masyarakat yang diuntungkan: Dengan backbone aplikasi yang sudah kami bangun, kami berencana membangun dua aplikasi terapannya. Ada dua kegiatan utama yaitu Berbagi Peta dan Geoblogging. Kedua aplikasi tersebut saling terkait. Untuk Berbagi Peta, masyarakat dapat mengunggah peta, atau membuatnya secara online. Data tersebut tersimpan di dalam server, dan dapat diatur bagaimana peta tersebut disebarkan. Sedangkan Geoblogging, pengguna dapat membuat cerita yang bersifat keruangan, dengan peta miliknya atau milik pengguna lain. Kelebihannya adalah, pengguna dapat menggabungkan cerita, foto, gambar dan video dalam sebuah peta dengan alur cerita yang mereka tentukan. Hasil dari dari blog tersebut dapat ditampilkan dalam halaman khusus pengguna melalui website.
Kedepannya, kami mempersiapkan dapat diakses melalui aplikasi handphone berbasis Android dan iOS. Kami akan mengupayakan aplikasi ini gratis selamanya dengan batasan tertentu. Untuk membiayai aplikasi ini di kemudian hari, kami akan membuat pilihan pengguna khusus berbayar yang memiliki fasilitas lebih. Penjajakan untuk pengguna khusus sudah mulai dilakukan saat ini. Keuntungan secara langsung akan dirasakan oleh masyarakat Indonesia yang ingin menampilkan informasi keruangan. Keuntungan lain adalah masyarakat yang mendapatkan informasi dari para pengguna yang disampaikan melalui www.bukapeta.com. Karena dukungan dari kawan-kawan semua... akhirnya bukapeta dapat launching pada 14 November 2011. Meskipun baru memfasilitasi modul upload data dan belum bisa melakukan editasi online, namun waktu itu kehadiran bukapeta seperti banyak yang memerlukan. Oleh karena itu kami semangat memperbaiki segala kekurangan yang ada hingga muncul bukapeta seperti yang ada sekarang ini.
Dua foundernya, Danu dan Satrio, mengundurkan diri dari National Geographic Indonesia dan Kementerian Pekerjaan Umum untuk mewujudkan mimpinya. Berikut adalah wawancara yang tercantum di wustuk.com:
1. Kenapa peta? Bukan toko online, website iklan, atau yang lainnya?
Satrio: Karena saya lulusan Geografi. Itu adalah passion saya sejak dulu
Danu: Bisanya memang bikin peta. Dan teknologi saat ini sangat mendukung untuk itu
2. Apa bedanya dengan Google Maps?
Satrio: Google Maps jelas menjadi acuan. Begitu juga dengan layanan peta online seperti GIS Cloud atau GeoCommons. Tapi ketiganya masih miskin peta tematik dan cerita. Fitur bercerita menggunakan peta itulah yang ditawarkan oleh Buka Peta
Danu: Google Maps adalah layanan peta dasar. Buka Peta menawarkan kesempatan bagi semua orang untuk membuat peta tematik mereka sendiri, sesuai keinginan dan kebutuhannya
3. Visinya hobi atau bisnis? Kalau bisnis, apa memang prospeknya bagus?
Satrio: Keduanya juga boleh! Kalau ada orang butuh jasa pembuatan peta online, kami siap menyediakannya. Hitung-hitung mengurangi aliran dana keluar negeri. Kalau orang Indonesia bisa, kenapa mesti pakai jasa orang asing?
Danu: Secara bisnis, Buka Peta adalah portofolio kami. Siapa butuh dan merasa yakin dengan kemampuan kami, silahkan membuka pintu kerja sama. Dari sisi publik, ini juga akan jadi layanan terbuka untuk masyarakat umum. Dan prospeknya, sangat bagus! Saat ini yang sudah menggunakan layanan semacam ini adalah industri perkebunan, ritel, dan perbankan
4. Teknologi dibalik ini semua, apakah sulit dikuasai dan mahal?
Satrio: Jika mulai dari nol, tentu sangat sulit! Apalagi latar belakang keilmuan saya bukan teknologi informasi. Untungnya ada open source. Kami memanfaatkan Jquery, Open Layers, PHP dan berbagai teknologi open source lainnya. Kami racik sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan tertentu
Danu: Semua menggunakan open source, termasuk Map Server
5. Apa manfaatnya Buka Peta bagi orang Indonesia?
Satrio: Orang Indonesia harus memiliki akses pada data spatial-nya sendiri. Selama ini kan hanya sebagai objek survey, sementara kepemilikan data selalu di pihak asing? Semakin banyak peta tematik di Buka Peta nantinya juga akan membuka mata kita. Menjadikan kita lebih kenal negeri sendiri
Danu: Orang Indonesia harus segera sadar kondisi negerinya sendiri. Bercerita menggunakan peta tematik akan membuat kita paham konteks lokasi dari suatu kejadian, hingga tidak akan muncul lagi pertanyaan “Raja Ampat itu dimana sih?” atau “Rusuh di Mesuji, itu di propinsi mana, ya?”
Sumber:
wustuk.com
bukapeta.com
"Danu, Founder Bukapeta.com" |
Cara mengatasi dan masyarakat yang diuntungkan: Dengan backbone aplikasi yang sudah kami bangun, kami berencana membangun dua aplikasi terapannya. Ada dua kegiatan utama yaitu Berbagi Peta dan Geoblogging. Kedua aplikasi tersebut saling terkait. Untuk Berbagi Peta, masyarakat dapat mengunggah peta, atau membuatnya secara online. Data tersebut tersimpan di dalam server, dan dapat diatur bagaimana peta tersebut disebarkan. Sedangkan Geoblogging, pengguna dapat membuat cerita yang bersifat keruangan, dengan peta miliknya atau milik pengguna lain. Kelebihannya adalah, pengguna dapat menggabungkan cerita, foto, gambar dan video dalam sebuah peta dengan alur cerita yang mereka tentukan. Hasil dari dari blog tersebut dapat ditampilkan dalam halaman khusus pengguna melalui website.
"Tampilan Bukapeta.com" |
Dua foundernya, Danu dan Satrio, mengundurkan diri dari National Geographic Indonesia dan Kementerian Pekerjaan Umum untuk mewujudkan mimpinya. Berikut adalah wawancara yang tercantum di wustuk.com:
1. Kenapa peta? Bukan toko online, website iklan, atau yang lainnya?
Satrio: Karena saya lulusan Geografi. Itu adalah passion saya sejak dulu
Danu: Bisanya memang bikin peta. Dan teknologi saat ini sangat mendukung untuk itu
2. Apa bedanya dengan Google Maps?
Satrio: Google Maps jelas menjadi acuan. Begitu juga dengan layanan peta online seperti GIS Cloud atau GeoCommons. Tapi ketiganya masih miskin peta tematik dan cerita. Fitur bercerita menggunakan peta itulah yang ditawarkan oleh Buka Peta
Danu: Google Maps adalah layanan peta dasar. Buka Peta menawarkan kesempatan bagi semua orang untuk membuat peta tematik mereka sendiri, sesuai keinginan dan kebutuhannya
3. Visinya hobi atau bisnis? Kalau bisnis, apa memang prospeknya bagus?
Satrio: Keduanya juga boleh! Kalau ada orang butuh jasa pembuatan peta online, kami siap menyediakannya. Hitung-hitung mengurangi aliran dana keluar negeri. Kalau orang Indonesia bisa, kenapa mesti pakai jasa orang asing?
Danu: Secara bisnis, Buka Peta adalah portofolio kami. Siapa butuh dan merasa yakin dengan kemampuan kami, silahkan membuka pintu kerja sama. Dari sisi publik, ini juga akan jadi layanan terbuka untuk masyarakat umum. Dan prospeknya, sangat bagus! Saat ini yang sudah menggunakan layanan semacam ini adalah industri perkebunan, ritel, dan perbankan
4. Teknologi dibalik ini semua, apakah sulit dikuasai dan mahal?
Satrio: Jika mulai dari nol, tentu sangat sulit! Apalagi latar belakang keilmuan saya bukan teknologi informasi. Untungnya ada open source. Kami memanfaatkan Jquery, Open Layers, PHP dan berbagai teknologi open source lainnya. Kami racik sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan tertentu
Danu: Semua menggunakan open source, termasuk Map Server
5. Apa manfaatnya Buka Peta bagi orang Indonesia?
Satrio: Orang Indonesia harus memiliki akses pada data spatial-nya sendiri. Selama ini kan hanya sebagai objek survey, sementara kepemilikan data selalu di pihak asing? Semakin banyak peta tematik di Buka Peta nantinya juga akan membuka mata kita. Menjadikan kita lebih kenal negeri sendiri
Danu: Orang Indonesia harus segera sadar kondisi negerinya sendiri. Bercerita menggunakan peta tematik akan membuat kita paham konteks lokasi dari suatu kejadian, hingga tidak akan muncul lagi pertanyaan “Raja Ampat itu dimana sih?” atau “Rusuh di Mesuji, itu di propinsi mana, ya?”
Sumber:
wustuk.com
bukapeta.com