Puisi akan lebih kuat maknanya jika disertakan imajinasi ruang. Ada sebuah situs di Inggris yang unik: sln.org.uk/geography/pop yang menggunakan obyek geografi sebagai puisi. Peta dunia, air, musim, tektonik, lingkungan, dan banyak hal dari kajian geografi menjadi puisi:
Pernah ada sebuah buku yang menarik terbit di tahun 2013: Poetry & Geography. Editor puisi ini adalah Neal Alexander and David Cooper. Buku ini meneliti keragaman imajinasi geografis menginformasikan pasca-perang juga puisi kontemporer di Inggris dan Irlandia. Buku ini mencoba menggambar dorongan dari pergantian spasial dalam humaniora dan ilmu sosial. Empat belas esai yang dikumpulkan di sini menilai pentingnya ide-ide ruang, tempat, dan lanskap untuk 'umum' dan 'eksperimental' penyair seperti pada pasca-roman dan neo-modernis. Secara kumulatif, buku ini memiliki artikulasi yang bervariasi: puisi dan geografi, yang merupakan sketsa serangkaian persimpangan antara bahasa dan lokasi, bentuk dan lingkungan, suara dan ruang. Bermacam-macam hubungan kita dengan dunia di luar kita, dijelaskan dan dieksplorasi lewat kata-kata.
|
"Geografi dan Puisi setelah Pasca Perang" |
Menyatukan beberapa karya penyair yang beragam seperti Roy Fisher dan RS Thomas, John Burnside dan Thomas Kinsella, Jo Shapcott dan Peter Riley, Alice Oswald dan Ciaran Carson. Ini memberikan dan membuka kontribusi dialog yang indah antara studi sastra dan geografi budaya, Di mana dapat dibukanya kemungkinan konsep-konsep Baru.Tema utama meliputi: tempat dan identitas; kartografi sastra; kiasan dan praktek tata ruang; landscape, bahasa, dan bentuk (BM)
Sumber:
http://www.liverpooluniversitypress.co.uk/search/hfclient.isa?A=BOOKSONIX_LUP_BOOKSHOP&F=form&AS=FIND%7CIB%7C&AS2=%7CAND%7CU1%7CA/F&view=wrapper&AS1=9781846318641
0 komentar:
Posting Komentar