Rabu, 23 Juli 2014

Puisi dan Geografi

Puisi akan lebih kuat maknanya jika disertakan imajinasi ruang. Ada sebuah situs di Inggris yang unik: sln.org.uk/geography/pop yang menggunakan obyek geografi sebagai puisi. Peta dunia, air, musim, tektonik, lingkungan, dan banyak hal dari kajian geografi menjadi puisi:

"http://www.sln.org.uk/geography/pop/"

Pernah ada sebuah buku yang menarik terbit di tahun 2013: Poetry & Geography. Editor puisi ini adalah Neal Alexander and David Cooper. Buku ini meneliti keragaman imajinasi geografis menginformasikan pasca-perang  juga puisi kontemporer di Inggris dan Irlandia. Buku ini mencoba menggambar dorongan dari pergantian spasial dalam humaniora dan ilmu sosial. Empat belas esai yang dikumpulkan di sini menilai pentingnya ide-ide ruang, tempat, dan lanskap untuk 'umum' dan 'eksperimental' penyair seperti pada pasca-roman dan neo-modernis. Secara kumulatif, buku ini memiliki artikulasi yang bervariasi: puisi dan geografi, yang merupakan sketsa serangkaian persimpangan antara bahasa dan lokasi, bentuk dan lingkungan, suara dan ruang. Bermacam-macam hubungan kita dengan dunia di luar kita, dijelaskan dan dieksplorasi lewat kata-kata.

"Geografi dan Puisi setelah Pasca Perang"
Menyatukan beberapa karya penyair yang beragam seperti Roy Fisher dan RS Thomas, John Burnside dan Thomas Kinsella, Jo Shapcott dan Peter Riley, Alice Oswald dan Ciaran Carson. Ini memberikan dan membuka kontribusi dialog yang indah antara studi sastra dan geografi budaya, Di mana dapat dibukanya kemungkinan konsep-konsep Baru.Tema utama meliputi: tempat dan identitas; kartografi sastra; kiasan dan praktek tata ruang; landscape, bahasa, dan bentuk (BM)


Sumber:
http://www.liverpooluniversitypress.co.uk/search/hfclient.isa?A=BOOKSONIX_LUP_BOOKSHOP&F=form&AS=FIND%7CIB%7C&AS2=%7CAND%7CU1%7CA/F&view=wrapper&AS1=9781846318641

Rabu, 09 Juli 2014

Geopolitik Menurut Soekarno

Frederich Ratzel (1844-1904) seorang penggagas geopolitik sebagai ilmu bumi politik (Political Geography), peletak dasar-dasar suprastruktur geopolitik bahwa kekuatan suatu negara harus mampu mewadahi pertumbuhannya. Semakin luas ruang potensi geografi yang ditempati sekelompok politik (kekuatan), makin memungkinkan kelompok politik itu tumbuh. Negara sebagai suatu organisme yang memerlukan ruang hidup, mengenal proses lahir, hidup, dan mati.

Rudolf Kjellen (1864-1922) dan Karl Haushofer (1869-1946) mengembangkan geopolitik sebagai Geographical Politic yang menitik beratkan kepada analisis fenomena geografi dari aspek politik geografi menyangkut kependudukan, ekonomi sosial, dan pemerintahan, bahwa negara tidak sekedar satuan biologis juga mempunyai inteketualitas. Negara sebagai satu kesatuan politik yang menyeluruh, meliputi geografi, kependudukan, ekonomi, sosio & crato (pemerintahan) politik. Dinamika kebudayaan berupa gagasan, kegiatan ekonomi harus diikuti oleh pemekaran wilayah. Perluasan ini dapat dilakukan secara damai atau kekerasan. Berarti dapat menuju ke arah politik adu kekuatan dan adu kekuasaan serta ekspansionisme.

Karl Haushofer (1928) ajarannya (mengacu pokok pikiran Kjellen ) berkembang di Jerman Adolf Hitler (Nazisme), dan di Jepang berupa ajaran Hako Ichiu yang di landasi oleh faham militerisme dan fasisme. Pokok pikiran ajarannya:
1. Suatu bangsa dalam mempertahankan hidupnya mengikuti hukum alam, artinya yang kuat atau unggul akan tetap bertahan hidup.
2.Geopolitik sebagai doktrin negara yang menitik beratkan pada soal strategi perbatasan.
3. Ruang hidup bangsa dan tekanan kekuasaan ekonomi dan sosial yang rasial mengharuskan pembagian baru dari kekayaan alam di dunia.
4. Geopolitik sebagai landasan ilmiah bagi tindakan politik dalam mempertahankan kelangsungan hidup untuk mendapat ruang hidup.
5. Teori ekspansionisme, dan wilayah dunia dibagi-bagi menjadi region-region yang akan dikuasai oleh bangsa unggul seperti AS, Inggeris, Jerman, Rusia, dan Jepang di Asia

Tetapi kita jauh dari mereka tentang ruang hidup dan ekspansif (Ratzel), adu kekuasaan (Kejellen), maupun Keunggulan adaptasi ruang (Haushofer). Kita adalah bangsa Indonesia. Bangsa damai non blok yang memangku dan menghargai perdamaian. Geopolitik kita lebih kedalam daripada sekedar ekspansi dan berperang. Lebih bermakna luas lagi, tentang persatuan dan kesatuan suatu bangsa untuk mempertahankan dan menjaga wilayahnya. Diperkuat dengan landasan pancasila.

"Soekarno Bersama Presiden Rusia Nikita Kurcev di Bali 1960"
“ … Menurut pendapat saya, yang dikatakan bangsa itu adalah segerombolan manusia yang -kalau mengambil Renan- keras ia punya le desir d’etre ensemble (keinginan, kehendak untuk bersatu), – kalau mengambil Otto Bauer- keras ia punya charaktergemeinschaft (persatuan, persamaan watak yang dilahirkan karena persamaan nasib), tetapi yang berdiam di atas satu wilayah geopolitik yang nyata satu persatuan. Apa wilayah geopolitik yang nyata satu persatuan, satu kesatuan itu, apa?Geo dari perkataan geografi, peta gambarnya. Geopolitik ialah hubungan antara letaknya tanah dan air, petanya itu dengan rasa – rasa dan kehidupan politik.” (Soekarno, 5 Juli 1958)


Sumber:
Metha Fithrina post
http://mochnofal.wordpress.com/2013/03/29/pengertian-geopolitik-dan-wawasan-nusantara/